Tanpa kita sadari dalam keseharian kita mudah disusupi hal-hal yang berpotensi menghancurkan bangsa ini.
Dalam era modern kini menguasai sebuah negara tidak lagi dengan
tindakan-tindakan agresi atau menyerang langsung dengan infantri,
serangan pesawat tempur atau ledakan mortir.
Tanpa kita sadari kegiatan infitrasi secara halus menyerang kita.
Dengan masuknya budaya globalisasi yang deras tanpa filter dari
masing-masing individu.
Doktrin-doktrin asing melalui gaya hidup, lifestyle, ideologi sampah yang melemahkan mental.
Tidak sedikit dari kita termasuk saya pribadi terpengaruh. Hingga mulai
memudarnya rasa bangga terhadap bangsa sendiri. Masa bodoh terhadap
lingkungan sekitar bahkan malu menjadi diri sendiri. Identitas
ikut-ikutan tanpa berpikir kembali tanpa kebijaksanaan dan tanggung
jawab.
Hal ini memudahkan hancurnya pilar-pilar penting
kekuatan masyarakat. Tumbuhnya egoisme. Hingga tak sulit bagi
pihak-pihak yang berkeinginan mengontrol bangsa kita. Seperti halnya
mudah diadu domba pada isu sensitif SARA, lunturnya nasionalisme,
kekerasan premanisme, kekacauan ideologi bahkan perang saudara.
Diperparah kondisi politik yang tidak jelas. Korupsi yang meradang.
Dilanjutkan dengan penguasaan SDA dan SDM. Ditengah kesibukan kita dengan sesama kita. Paradigma telah berubah drastis.
Bukan hal sulit. Bukan hal yang mustahil bagi mereka. Saat kondisi kita
berpecahan seperti Uni Sovjet, diinvasi seperti Afghanistan dan Irak.
Libya, Suriah, Mesir sudah berpengalaman.
Mungkin analisa ini
dianggap berlebihan. Tapi sudah saatnya kita bertanya. Siapa kita?
Bagaimana kita di masa depan? Cukupkah dengan kondisi sekarang? Atau
justru kita merasa sekarang sejahtera?
Mulai dari diri sendiri.
Berbakti sesuai bidang masing-masing. Tentara, akademisi, wartawan,
politikus, pelajar, karyawan swasta, presiden, anggota dewan, kuli, PNS,
petani, pedagang, nelayan, salesman, dokter, pengangguran, Ustadz,
pendeta, biksu, budayawan, karyawan kontrak, pengusaha, asisten
apoteker, mantri, buruh, tukang sayur, penjaga warnet, atlet, ibu
menyusui atau apapun/siapapun anda.
Berikan yang terbaik untuk sekitar dan masyrakat. Masyrakat yang kuat menciptakan bangsa yang tangguh dan disegani.
Ande Cobra
jek gak kenek di Copy, jian wong iki...
BalasHapus(caktoel)
hahaha... baru buka blog cak...
BalasHapus