--- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com ---Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com --- Fularos.blogspot.com ---

Selasa, 09 Oktober 2012

Thailand Lebih Murah daripada Indonesia


JAKARTA, KOMPAS.com – Berwisata di Thailand dan Kamboja lebih murah daripada Indonesia terutama bagi wisatawan asal Jepang, Korea Selatan, dan China. Hal tersebut disimpulkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu saat pemaparan hasil kunjungannya ke Jepang, Korea Selatan, dan Shanghai (China) pada 20-27 September 2012 yang lalu, dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (1/10/2012).
“Baik Jepang, Korea, Shanghai, dari segi hotel dan tiket pesawat, lebih murah ke Thailand dan Kamboja. Walau memang dari segi jarak, lebih dekat,” tutur Mari.
Namun, lanjutnya, Indonesia dapat menarik turis dari Jepang, Korea Selatan, dan Shanghai, dengan memberikan fasilitas yang lebih baik dibanding Thailand dan Kamboja. Selain fasilitas, juga dengan memberikan daya tarik wisata yang lebih menarik dan berbeda dengan kedua negara tersebut.
“Mereka sering tanyakan bisa pergi ke mana lagi selain Bali. Kita merasa promosikan ‘Beyond Bali’ sudah gencar, tapi ternyata perlu digalakkan kembali karena pertanyaan ini kerap muncul lagi,” kata Mari.
Salah satu hal yang penting untuk menarik turis dari ketiga negara tersebut (Jepang, Korea Selatan, dan China) adalah melalui konektivitas pesawat terbang. Menurut Mari, Indonesia perlu menaikkan frekuensi dan konektivitas pesawat terbang untuk bisa bersaing dengan Thailand. Apalagi, ungkapnya, menuju Thailand semuanya serba penerbangan langsung.
Seperti JAL, tutur Mari, telah menghentikan penerbangan langsung ke Bali, sehingga perlu dipikirkan bagaimana agar penerbangan langsung tersebut kembali dibuka. Walau begitu, kata Mari, Indonesia boleh “bernapas lega” dengan adanya kenaikan kunjungan wisman asal Jepang, setelah sejak tahun 2008 mengalami penurunan kunjungan.
Salah satu pasar wisatawan Jepang yang diincar, tutur Mari, adalah long stay visitor atau pelancong yang menetap dalam jangka waktu lama. Biasanya, long stay visitor adalah orang-orang lanjut usia yang sudah memasuki masa pensiun.
“Kita bahas gimana kita bisa menarik mereka, lalu diminta tiga hal kalau ingin menarik long stay tourist, yaitu keamanan, medical facility (fasilitas kesehatan) dan familiar dengan medical facility, dan bahasa,” ungkapnya.
Bahasa yang dimaksud adalah ketersediaan pemandu wisata maupun informasi dalam bahasa Jepang selama mereka di Indonesia.
Editor :
I Made Asdhiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar